Kemarin ceritanya coba-coba pulang kantor naik kereta dari Stasiun Tanah Abang. Sampai disana kira-kira jam 17.30. Saya janjian dengan saudara saya di sana. Karena ini baru pertama kalinya ke Stasiun Tanah Abang, saya perhatikan orang-orang di sekeliling dahulu (pintu masuknya saja saya tidak tahu apalagi loket dan peronnya :D)
Ternyata, pintu masuk dan loketnya itu berada di lantai atas sehingga harus naik tangga yang lumayan tinggi dan buat sedikit ngos-ngos.an. Di pintu loket, saya lihat orang sekitar beli tiket dan just saying "Serpong .. Serpong .." and they (the buyer or passangers) paid six thousand rupiahs. Saya ikutan PD dong melakukan hal itu.
Setelah itu, saya menunggu saudara saya di salah satu kios "Tahu Gejrot" (Originally of Indonesian food/sides). Bang, 1 ya pedes (karena hampir semua orang pesennya pedes jadi saya ikutan lagi :D saya pikir mungkin yang pedes lebih enak dan tidak terlalu pedes). Ternyata, Eng..Ing..Eng.. pedesnya minta ampun huhh..haahh..huhh..haahh.. -penyakit sotoy dan latah ikutan orang jadi kena batunya hohoo.. Buat rasa di Tahu Gejrot sih standar aja, biasalah, karena menurut saya tahu gerot emang biasa aja, baru bisa dibilang enak kalo emang tahunya enak. Harganya juga enteng kantong. Cuma Rp 5.000,-
Selang berapa lama kemudian saudara saya akhirnya dateng juga dan ikutan makan tahu gejrot. Masih ada sedikit waktu untuk ngobrol sampai jadwal keretanya datang, jam 18.10 dan sekarang (pada saat itu) jam 17.50. Ternyata saudara saya beli tiketnya yang ekonomi dan saya beli tiketnya yang AC. Harganya pun lumayan berbeda. yang AC Rp 6.000,- dan Ekonomi hanya Rp 1.500,-. Wahh, rugi dong saya beli tiket yang AC tapi naik yang ekonomi. Terlihat saudara saya cengar-cengir dan saya kembali lagi ke loket 9 untuk menukarnya dengan yang ekonomi (Kaget! #norak mode On karena baru pertama kali, Ternyata boleh yah :D).
Dan tiba saatnya naik kereta karena sudah ada panggilan. Ohya, peronnya itu ada dibawah dan harus turun tangga. Oke. Masuklah dan bergabunglah saya dengan jubelan orang-orang di sana. Hati-hati sama tas dan barang bawaan lain karena pasti banyak orang yang berniat tidak baik, lebih baik mawas diri bukan? Ketika keretanya sudah datang, Wuss... orang-orang dempet-dempetan dan dorong-dorongan supaya masuk, saya mah mundur saja supaya tidak kegencet. Emang ya, naik kereta itu enak, cepet, ga enaknya adalah desek-desekan, bersentuhan dengan orang lain, tangan pegel, keringetan kayak sauna (sampe kaki rasanya netes-netes hihihii), rawan kejahatan, rawan asusila (secara dempet-dempetan pasti ada saja orang nakal yang memanfaatkan untuk hal busuk!).
Yakk, Finally, sampai juga di stasiun ke 3, saya sendiri juga kurang tau nama stasiunnya apa yang pasti urutan ke-3 setelah Palmerah dan Kebayoran Lama. Mau turun aja pake berebutan dan dorong-dorongan kayak takut ga bisa keluar dan kebawa jalan. Huhh, gregetan sama orang-orang yang rese begitu, malah jadi tidak tertib dan ga aman. Tapi ya sudahlah, yang penting saya sudah sampai. Waktu menunjukan pukul 18.30 Senyum sumringah yang lebar! Waaww, cepet banget, naik motor aja kalah cepet :) Sampai di rumah pukul 18.45 Yeay! masih bisa sholat magrib dan main sama si kecil. What a precious time!
Dibandinkan dengan naik kendaraan umum seperti kopaja, metro mini, dan angkot bisa 3jam 1/5 saya baru bisa sampai rumah. Itu juga sampai teler, pusing, lemes, mau copot, campur aduk rasanya. Jadi naik kereta, it's better than 74.
Tips naik kereta :
- Pakai sepatu yang nyaman untuk berdiri (flat/kets/sandal teplek-yang terakhir ini rawan keinjek sih sebenernya).
- Baiknya jangan pakai sesuatu yang berlebihan (pakaian, perhiasan, dll).
- Hati-hati sama barang bawaan (jangan kebanyakan bawa tas prentelan nanti malah ribet sendiri kan di dalem kereta harus pegangan juga).
- Handphone, dompet dan barang berharga lain disimpen di tas yang paling dalem, jangan dikantong. Berbahaya! bisa mengundang copet untuk mampir.
- Pakai parfum, biar penumpang lain cium aroma wangi (ga penting ya yang ini).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar