Banyak orang tua yang ragu-ragu dalam menyekolahkan anak usia dini padahal sekarang banyak sekali jasa pendidikan yang menawarkan jasanya bahkan pendidikan mulai anak umur 6bulan.
Setiap orang tua pasti akan memberikan segala yang terbaik bagi anaknya apalagi anak pertama, pasti akan lebih special bahkan lebih protektif dalam menjaga dan memilih segala hal dari mulai asupan, pakaian, pendidikan, dan lainnya.
Awalnya, saya termasuk salah satu orang tua yang menginginkan pendidikan dini bagi anak tetapi ketika kembali lagi mempertimbangan segala kelebihan dan kekurangan dari pendidikan usia dini, saya merasa hal tersebut bukanlah keinginan si anak melainkan orang tuanya atau hanya sekedar lifestyle. Menurut saya, untuk usia 6bulan sampai 1tahun sepertinya belum perlu karena pertimbangannya adalah saya dan keluarga saya masih mampu untuk mengajarkan hal dasar yang dapat memicu perkembangan sensor motoriknya dan pada dasarnya anak saya tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembangnya. Banyak cara untuk belajar untuk mengajarkan hal-hal yang diperlukan untuk anak usia tersebut. Tergantung bagaimana cara si orang tua itu mencari tahu, misalnya dengan konsultasi ke dokter anak, baca majalah, brosing internet, atau melakukan kunjungan ke sekolah pemberi jasa pendidikan untuk anak usia kurang dari 1tahun.
Sekarang anak saya sudah sekolah dan masuk kelas playgroup. Umur pada saat masuk adalah kurang dari 2tahun tepatnya sekitar 18bulan. Alasannya karena kebetulan lingkungan sosial perumahan kurang mendukung dalam pergaulan sosial anak. Kebetulan saya tinggal di lingkungan rumah yang ramai, tidak berdekatan dengan tetangga dan di pinggir jalan pula. Walaupun taman di sekitar rumah begitu banyak. Oleh karena itu, saya merasa memerlukan sebuah bentuk sosialisasi dengan teman seumurnya dengan harapan bisa lebih berani menghadapi orang baru, bisa berbagi dengan sebayanya, dan berani tampil di hadapan publik. Intinya membangun rasa percaya diri dan membentuk kehidupan sosialnya.
Alhasil, sampai sekarang sudah sekolah 1semester sekitar kurang lebih 5bulan. Memang sih pada awalnya sedikit kesulitan untuk berinteraksi dengan kegiatan barunya, menangis terus dan harus ditemani selama di dalam kelas. Butuh waktu sekitar 1bulanan (tiap minggunya 2kali pertemuan) untuk menyesuaikan diri dan mandiri (tidak didampingi lagi ketika didalam kelas dan tidak menangis lagi). Proses ini semua wajar dan waktu penyesuaiannya memang tergantung pada anak, tiap anak akan berbeda, ada yang 2minggu sudah tidak didampingi dan ada juga yang butuh waktu lebih dari 1bulan untuk itu. Setelah melalui proses itu, kemajuannya sangat pesat, anak bisa lebih berani menghadapi orang baru yang baru ditemui, berani menyalami orang lain lebih dulu, menyanyi dan menari dihadapan umum, lebih kreatif dan detail dalam mengerjakan suatu bentuk karya, hafal lagu anak, bisa lebih terarah dan fokus ketika melakukan atau diperintah untuk melakukan suatu hal, dan lainnya. Yang pasti yang dirasakan adalah hal positif dimana sesuai dengan harapan saya. Sekarang malah setiap hari minta sekolah.
Masih banyak hal lain hasil positif dari ini semua tetapi kembali lagi pada kebutuhan anak itu sendiri, jika dirasa masih belum waktunya dan belum butuh untuk disekolahkan, baiknya mungkin tidak perlu, hanya bisa menjadi pertimbangan saja. Terkadang bagi orang tua yang bekerja, waktu dengan anak dirasa kurang sekali untuk mengajarkan begitu banyak kegiatan dan hal-hal yang perlu diajarkan.
Pertimbangan bagi saya untuk memilih sekolah:
1. Lingkungan sekitar sekolah mendukung untuk belajar mengajar, terutama si anak harus nyaman dengan lingkungan barunya nanti. Oleh karena itu, banyak sekolah yang memperbolehkan untuk trial.
2. Baiknya memilih sekolah karena memang kurikulum dan pola pengajaran serta materinya baik, jadi jangan hanya pilih sekolah bagus tapi hanya membeli fasilitas.
3. Saya lebih memilih sekolah alam yang kegiatannya bisa di luar kelas dan di dalam kelas. Tujuannya, supaya bisa lebih dekat dan belajar tentang alam dan lingkungan. Bukan sekolah yang ada di pusat kota dengan tembok tinggi dan minimal pekarangan/ lapangan bermain.
4. Bahasa pengantar masih menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris hanya pendamping. Alasannya, karena pendapat saya, umur 2tahun saja belum mengenal dan bisa mengucapkan dengan fasih seluruh bahasa Indonesia apalagi bahasa Inggris. Jadi pada playgroup bahasa Inggris cukup dikenalkan saja dengan menyanyi atau beberapa kata sehari-hari. Semua ada waktunya, mungkin 4tahun/ TK sudah cukup bisa bersekolah dengan pengantar bahasa Inggris (tergantung kemampuan anak karena daya serap tiap anak berbeda).
5. Lokasi dari rumah ke sekolah cukup dan tidak terlalu jauh. Ini meghindari anak cape di perjalanan, logikanya ketika anak sudah merasa cape di jalan maka kegiatan di sekolah akan tidak efektif dan tidak maksimal.
Kegiatan dan fasilitas sekolah:
1. Setiap pagi melakukan aktivitas diluar kelas, seperti bermain pasir, melompat, mendaki bukit, berkeliling sekolah, dan lainnya.
2. Membaca buku cerita/ story telling. Mendongeng berguna agar daya imajinasi anak berkembang dan pengenalan kata baru.
3. Menyanyi dan menari. Untuk melatih berani tampil dan mengenal musik.
4. Membuat prakarya. Untuk meningkatkan kreativitasnya. Contoh kegiatannya menempel, menggunting, menyusun, dan lainnya.
5. Makan bersama. Berguna agar lebih mandiri ketika makan dan berbagi bersama.
6. Bermain komputer. Metode belajar menggunakan edu games karena tidak bisa dipungkiri lagi kalau teknologi sekarang memang bagian dari pendidikan, jadi akan bernilai positif jika disajikan hal yang positif dari penggunaan teknologi.
7. Berolahraga renang. Di sekolah diajarkan renang sejak usia 2tahun walaupun pada kenyataannya saya sudah mengenalkan berenang sejak usia 2bulan dan ketika 7bulan sudah ke kolam renang umum.
8. Kegiatan study tour atau darmawisata tanpa didampingi orang tua. Selain mengenal banyak hal di tempat wisata, anak juga mandiri. Hal ini dirasa sangat membantu dalam membentuk kemandirian.
Sedikit share mengenai sekolah usia dini/ playgroup. Semoga bermanfaat!
Salam.
